Kata Ibu, Jogja itu sulung semesta
Cerdas, berani, istimewa
Wawasannya jauh Meninggalkan sauh
Kalau pakai parfum
Negara tetangga pun tercium
Tapi kembali lagi pada hakikatnya
Sebagai anak tertua semesta
Beban-beban itu nyata
Mengingat silsilah
Menjaga citra
Mendidik adik-adik, anak-anak
Dan bermain dengan tetangga
Beban-beban itu kian hari
Kian beranak
Panas dan sesak
Berdebu dan berkerak
Jogja, menangis itu tak apa
Agar gersangmu reda
Sungaimu ada
Dan hatimu bisa tumbuh, berbunga
Di detakmu, 28 Februari 2024