aku manusia berkepala kardus
keras, namun mudah robek.
setiap hari aku selalu mengais sampah-sampah manis, pabrik Madukismo.
kuletakkan itu di dalam kepalaku yang kardus
sampah pabrik itu bau, basah, busuk, lama. kardusku tak mampu menampungnya.
airnya merembes.
menjadi air mata yang tak beraturan temponya.